Lini masa media sosial sedang diramaikan dengan permainan cek "khodam" yang berawal dari akun TikTok yang melakukan siaran langsung.
Sebagai informasi, cek khodam tersebut dilakukan dengan cara menyebutkan nama.
Selanjutnya host atau pemilik akun akan menyebutkan khodam apa yang dimiliknya.
Rekaman video siaran langsung cek khodam tersebut mendadak viral di berbagai media sosial seperti X (Twitter), TikTok, dan Instagram.
Selain lewat siaran langsung TikTok, beberapa warganet juga kemudian melakukan cek khodam melalui website online.
Sosok Penjaga
Lantas, apa itu khodam?
Budayawan sekaligus ahli sejarah sekaligus dosen Program Studi Ilmu Sejarah di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Tundjung Wahadi Sutirto mengungkapkan, istilah khodam adalah kata serapan dari bahasa Arab yang artinya pembantu, pengawal, atau penjaga.
Dalam istilah umum, khodam sering diartikan sebagai sosok penjaga yang tak kasat mata atau gaib yang bisa melindungi seseorang atau pemiliknya.
Sementara itu, berdasarkan khasanah budaya Jawa, pembantu dalam konteks istilah khodam itu disebut dengan prewangan.
"Memang ada kepercayaan di masyarakat tentang khodam itu. Esensinya khodam itu adalah energi yang kemudian divisualisasikan dalam berbagai wujudnya," ujar Tundjung saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (22/6/2024).
Punya Banyak Bentuk
Dirinya kemudian memberikan contoh, dalam sebuah keris terdapat khodam yang energinya sesuai dengan nama keris itu.
Misalnya, keris dengan dhapur Jalak Kalung Tumpeng, energinya bisa diartikan bahwa siapa pemilik atau pemakai keris jenis itu akan memiliki rezeki terus-menerus.
Kemudian khodam juga dipercaya memiliki beragam bentuk yang tak terlihat seperti macan putih, harimau, singa, nenek tua, dan lainnya.
Dipercaya Membuat Seseorang Jadi sakti
Tundjung mengatakan, khodam bisa juga diartikan sebagai piandel atau keunggulan supranatural yang diekspresikan dalam berbagai aktivitas terkait.
"Misalnya, dalam praktik penyembuhan penyakit non medis, seorang yang mengobati dapat memanfaatkan energi khodam untuk membantu proses pengobatan," jelas dia.
"Jadi, dalam pandangan Jawa prewangan itu dianggap sebagai bagian dari harmonisasi tata kehidupan yang purna," imbuhnya.
Dirinya menambahkan, dalam konteks kekuasaan Jawa, seorang penguasa dipercaya memiliki khodam yang dapat menjadikan dirinya sakti atau hebat.
Dengan begitu kekuasaan yang dipegangnya bisa kuat tanpa rongrongan pihak mana pun.
"Semua itu tergantung dari pengendalian diri penguasa. Jika penguasa itu energinya sudah tidak sejalan dengan khodam yang dimiliki maka energi khodam juga akan hilang," ucap Tundjung.
Bertentangan dengan Akidah Tauhid
Kodam menjadi viral karena ada konten kreator yang berusaha menerawang lewat live video.
Para kreator Tiktok berusaha melakukan cek khodam pengikutnya hanya dengan melalui nama.
Hal tersebut juga ditanggapi Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UM Surabaya M Febriyanto Firman Wijaya.
Riyan mengatakan istilah Khodam lebih dikenal dalam konteks mistis dan spiritual, digambarkan sebagai jin pembantu manusia.
Secara sosiologis, mistisisme menurut Glock &Stark adalah bentuk dari dimensi eksperiensial keagamaan (religious experience) selain dimensi ritual,ideologikal, intelektual, dan sosial.
“Dengan demikian apa yang sedang tren saat ini, ramalan khodam ada pada dimensi ritual,”ujar Riyan, dikutip dari situs resmi UM Surabaya.
Lantas bagaimana pandangan menurut Islam terkait ramalan khodam di live TikTok ?
Riyan menjelaskan, teradpat entitas jin yang menjadi pembantu manusia memang dijelaskan dalam kisah Nabi Sulaiman as. dalam surah Al-Anbiya ayat 82 :
Artinya: "Dan Kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan syaitan-syaitan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain daripada itu, dan adalah Kami memelihara mereka itu."
Mukjizat yang khusus dimiliki oleh Nabi Sulaiman adalah dapat berkomunikasi dengan binatang dan jin, sehingga dirinya mampu memerintahkan mereka untuk membantu tugas kenabian sebagai utusan ALLAH SWT.
Hanya saja, terkadang masih bnyak yang menggunakan Kisah Nabi Sulaiman tersebut kemudian sering dijadikan dasar yang menyatakan jika memiliki khodam bukan berarti syirik.
Riyan menegaskan bahwa ada 4 hal penting terkait viralnya tren cek khodam di Tiktok.
Pertama, bertentangan dengan akidah tauhid.
Ramalan khodam di live TikTok sering kali dikaitkan dengan hal gaib, mistis dan supranatural.
Hal tersebut bertentangan dengan akidah tauhid Islam yang melarang untuk percaya pada kekuatan selain Allah SWT.
“Islam mengajarkan bahwa hanya Allah SWT yang mengetahui segala sesuatu, termasuk masa depan. Ramalan khodam yang seolah-olah mengetahui masa depan adalah bentuk kesyirikan,”tegasnya.
Kedua, memanfaatkan ketidaktahuan orang.
Banyak orang yang menyaksikan live TikTok ramalan khodam karena penasaran atau ingin mengetahui masa depan mereka.
Hal tersebut kemudian dimanfaatkan oleh para penyiar live TikTok untuk mendapatkan keuntungan finansial.
Padahal, Islam melarang menipu dan memanfaatkan ketidaktahuan orang lain untuk keuntungan pribadi.
Ketiga, menimbulkan kecemasan dan ketakutan.
Ramalan khodam di live TikTok kerap memberikan hasil yang negatif.
Hal tersebut dapat menyebabkan kecemasan dan ketakutan bagi orang yang menontonnya.
“Islam mengajarkan agar kita selalu berprasangka baik kepada Allah SWT dan tidak mudah panik atau cemas dengan masa depan,”ujarnya.
Keempat, dapat mengalihkan fokus dari ibadah.
Menonton live TikTok ramalan khodam dapat menghabiskan waktu dan mengalihkan fokus terhadap ibadah.
“Islam mengajarkan agar kita menggunakan waktu kita untuk hal-hal yang bermanfaat, seperti beribadah, belajar, dan membantu orang lain. Oleh karena itu, umat Islam dihimbau untuk menghindari live TikTok ramalan khodam,”pungkas Riyan.