Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

NASKAH KULTUM RAMADHAN Hari Ini,Ikhtiar untuk Mencari Malam Lailatul Qadar,Berkah Ramadhan

April 06, 2024 Last Updated 2024-04-06T07:39:33Z


Ramadhan telah berlalu separuh dari sebulan penuhnya.


Adapun, selama sebulan penuh, umat Islam seluruh dunia serentak melaksanakan ibadah puasa dengan niat memenuhi perintah Allah.


Dalam Islam, selain bernilai ibadah dan bukti ketaatan seorang hamba kepada Tuhannya, puasa memiliki banyak keutamaan.


Selain berpuasa, para muslim diwajibkan untuk terus memperbaharui keimanannya di bulan sebagai nilai tambah pahala.


Salah satu amalan penambah iman di bulan adalah mendengar kultum dari penceramah.


Kultum adalah akronim dari kuliah tujuh menit yang berisi pesan atau nasihat kebaikan kepada sesama muslim di depan umum.


Kultum biasanya disampaikan oleh pendakwah, ustaz, tokoh atau para bapak yang memiliki tanggung jawab untuk mengisi sesi tersebut.


Nah, di bulan Ramadhan, kultum biasanya mudah ditemui dan disampaiakan sebelum buka puasa, sebelum salat tarawih atau sesudah subuh.


Selama bulan Ramadhan kita akan sering bertemu dengan sesi kultum di berbagai ranah, seperti masjid, mushola, suro, bahkan disiarkan sebagai tayangan TV, Youtube, dan lain-lain.


Berhubung telah memasuki 10 malam terakhir, berikut ini TribunPriangaan telah menyiapkan Kultum Ramadhan singkat terbaik yang bisa jadi penduan pada puasa hari ke 23 Ramadhan 2024 ini, mengenai usaha untuk menjemput Malam Laialtul Qadar di 10 malam terakhir Ramahdan 1445 H.


Malam Lailatul Qadar


Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.


Marilah terlebih dahulu kita panjatkan segala puji dan syukur atas nikmat dan rahmat yang diberikan Allah SWT, Tuhan semesta alam. Kepada-Nya kita mengucapkan terima kasih atas diberikannya kesempatan dalam meraih berkah Ramadhan.


Alhamdulillah, kita berkesempatan untuk bisa mencapai waktu Ramadhan yang begitu mulia, yaitu 10 hari terakhir Ramadhan. Dalam hari-hari ini, tersimpan keberkahan yang luar biasa untuk bisa diperoleh dalam amalan yang ditunaikan.


Satu hal yang merupakan faktor membuat 10 hari terakhir di bulan Ramadhan begitu diberkahi adalah hadirnya malam Lailatul Qadar. Di malam ini segala amalan ibadah yang dilakukan akan bernilai sama dengan ibadah yang dilakukan dalam seribu bulan.


Hadirnya malam keistimewaan ini tidak diketahui secara tetap, namun pastinya ia akan terjadi di antara 10 hari tersebut. Oleh sebab itu, hari-hari terakhir di bulan Ramadhan memiliki keistimewaan yang begitu besar.


Anjuran untuk memperbanyak ibadah di hari-hari tersebut sangat disuarakan untuk umat Islam memperoleh pahala.


Rasulullah SAW sendiri menjadikan 10 malam terakhir di Ramadhan ini dengan memaksimalkan intensitas dan keseriusan dalam ibadah yang dilakukan.


Dalam sebuah riwayat hadis Aisyah RA, Rasulullah SAW berkata:"Pada malam sepuluh terakhir, Rasulullah SAW (lebih) bersungguh-sungguh (untuk beribadah), melebihi kesungguhan pada malam lainnya.' (HR Muslim).


Dari hadis tersebut ditekankan bagaimana seorang Rasulullah SAW yang begitu giat mengejar amalan di hari-hari terakhir Ramadhan.


Beliau begitu memanfaatkan waktu tersebut dengan meningkatkan kualitas ibadahnya serta mengajak keluarga beserta Muslim di sekelilingnya untuk ikut beribadah.


Mengetahui hal ini, kita sebagai umat Islam yang menjunjung ajaran Rasulullah SAW, perlu mengikuti sikap teladan beliau. Jauhilah rasa malas di hari-hari Ramadhan yang semakin bertambah. Karena faktanya, sebagian besar Muslim mengalami pengendoran dalam beribadah di pertengahan dan akhir Ramadhan.


Dalam mengisi 10 hari terakhir ini, mari kita tingkatkan ibadah kita, baik itu salat, membaca Al-Quran, berzikir dan berdoa, maupun sedekah. Jagalah setiap detik berharga yang Allah berikan kepada kita di bulan yang mulia ini.


Allah SWT berfirman dalam kitab suci Al-Quran, menyampaikan dengan jelas tentang momen sakral dan penuh amalan tersebut:


إِنَّا أَنْزَلْنَهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ * وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ * لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مّنْ أَلْفِ شَهْرٍ * تَنَزَّلُ الْمَلَئِكَةُ وَالْرُّوحُ فِيْهَا بِإِذْنِ رَبِهِّمْ مِّنْ كُلِّ أَمْرٍ * سَلَامٌ هِىَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ.


Artinya, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatulqadar. Tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.” (QS Al-Qadar [97]: 1-5)


Kehadiran malam Lailatul Qadar tidak dapat dipastikan, namun yang jelas kita sebagai umat Islam yang beriman, dianjurkan untuk selalu menantinya di 10 hari terakhir Ramadhan. Hal ini bertujuan untuk menguji keimanan dan kesetiaan kita kepada Allah SWT, sebagaimana yang diucapkan oleh Syekh Nidzamuddin an-Nasibasuri dalam kitab tafsirnya:


الْحِكْمَةُ فِي إِخْفَاءِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ فِي الَّليَالِي كَالْحِكْمَةِ فِي إِخْفَاءِ وَقْتِ الوَفَاةِ وَيَوْمِ الْقِيَامَةِ حَتَّى يَرْغَبَ الْمُكَلَّفُ فِي الطَّاعَاتِ وَيَزِيْدَ فِي الاِجْتِهَادِ وَلَا يَتَغَافَلَ وَلَا يَتَكَاسَلَ وَلَا يَتَّكَلَ.


Artinya, “Hikmah dirahasiakannya malam Lailatul Qadar di antara malam-malam bulan Ramadhan adalah seperti dirahasiakannya kematian dan hari kiamat. Sehingga manusia dengan penuh suka cita menjalankan ibadah, lebih bersungguh-sungguh, tidak lalai, tidak bermalas-malasan, dan tidak lesu.” (Nidzamuddin an-Naisaburi, Gharāibul Qur’ān wa Raghāibul Furqān, 2015: juz VI, h. 537)


Oleh karenanya, untuk meraih kemenangan seribu bulan di malam Lailatul Qadar, teruskan rasa giat kita dalam beribadah selama bulan Ramadhan. Tak pernah lelah kita ucapkan ampun kepada Allah atas kesalahan yang kita buat, memohon kepada-Nya untuk memberkahi keluarga kita, dan berjanji untuk menjadi lebih baik lagi. Sungguh, Allah SWT menyukai hambanya yang bersungguh-sungguh dalam mengejar amal ibadah.

×